Senin, 17 Agustus 2009

Peran Sosiologi Dalam Pembangunan Kualitas Sumber Daya Masyarakat Indonesia

Mengikuti perkembangan dunia secara global peran serta setiap ilmu untuk turut andil dalam pembanguan kualitas sumber daya masyarakat secara keseluruhan haruslah lebih mengarah kepada suatu perubahan yang lebih baik dan berdasarkan fakta-fakta sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat indonesia.


Mengikuti perkembangan dunia secara global peran serta setiap ilmu untuk turut andil dalam pembanguan kualitas sumber daya masyarakat secara keseluruhan haruslah lebih mengarah kepada suatu perubahan yang lebih baik dan berdasarkan fakta-fakta sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat indonesia.

peranan ilmu sosiologi dalam pembangunan kualitas sumber daya masyarakat tentunya sangat penting dilihat dari segi pengertian dari sosiologi itu sendiri. dimana fakta-fakta sosial dapat dikumpulkan dengan pemahaman dan juga menguasai ilmu-ilmu pada cabang ilmu sosial. Adapun suatu pengertian dasar dari ilmu tersebut.

Sosiologi merupakan pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari masyarakt dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sebagai cabang ilmu, sosiologi dicetuskan pertama kali oleh ilmuwa Perancis, August Comte. Comte kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat bahwa Emile Durkheim seorang ilmuwan perancis yang kemudian berhasil melembagakan sosiologi sebagai disiplin akademis. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yag tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

Dalam buku August Comte yang pertama kalinya berjudul “Cours De Philosophie Positive” pada tahun (1798-1875), terdapat tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan tahap sebelumnya. Tiga tahapan itu adalah :

1.Tahap teologis, adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
2.Tahap metafisis, pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena itu adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realits tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.

3.Tahap positif, merupakan tahap dimana manusia mulai berfikir secara ilmiah.
Comte kemudian membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi dinamis. Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat. Sosiologi dinamis memusatkan perhatian terhadap perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan.

Guna pembangunan kualitas sumber daya masyarakat untuk meningkatkan produktifitas sumber daya masyarakat itu sendiri diperlukan beberapa pendekatan untuk perkembangan dan peningkatan kualitas mutu sumber daya masyarakat secara menyeluruh. Adapun beberberapa pendekatan yang telah diuraikan oleh para ilmuwan eropa yang merupakan kesimpulan yang di ambil dari tiga tahapan yang dirintis oleh Comte pada bukunya.

•Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain. Pendekatan seperti ini dapat diterapkan dalam meningkatkan kualitas masyarakat untuk saling berkerja sama dalam kehidupan berorganisasi.

•Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang mengaanggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat. Dengan pendekatan seperti dapat dijadikan suatu strategi untuk menjadikan motivasi terhadap masyarakat untuk bersaing dan perbedaan status sosial menjadi suatu pemicu semangat terhadap perkembangan kualitas pribadi.

•Emile durkheim memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelurusi fingsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial. Pendekatan yang dikenalkan oleh emile durkheim dapat menjadi pembatas dan menciptakan keteraturan dalam hidup bermasayarakat dengan sistem yang teratur dalam meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat.

•Max weber memperkenalkan pendekatan verstehen(pemahaman) yang berupaya menelusri nilai, kepercayaan, tujuan dan sikap menjadi penuntun perilaku manusia. Dengan pendekatan ini jelas bahwa nilai, kepercayaan dan sikap masyarakat akan menenentukan kualitas sumber daya masyarakat maka dari itu diperlukan suatu upaya untuk membatasinya agar tetap didalam batas normal.

Dalam pembangunan kualitas sumber daya masyarakat indonesia tentunya tidak luput dari fakta sosial, tindakan sosial, Khayalan sosilogis, dan realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat indonesia secara umum ataupun khusus untuk membuat suatu pemecahan terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kualitas sumber daya masyarakat. Perubahan masyarakat dapat dipelajari muali dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasrkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh.

Dengan adanya suatu research mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang terjadi dimasyarakat melalui pendekatan-pendekatan sosial maka akan terlihat perubahan pada masyarakat secara keseluruhan guna mengetahui aspek-aspek sosiologis pada masyarakat akan bisa menjadi suatu pemecahan terhadap penghambat pembangunan kualitas sumber daya masyarakat indonesia.
Maka dari itu untuk melakukan researh terhadap fakta-fakta sosial di butuhkan pemahaman terhadap ilmu sosiologi guna meningkatkan pembangunan kualitas masyarakat indonesia.



Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar